Sejarah dan Asal Usul Kota Batang
Teman-teman.. Di blog ini saya akan
berbagi sejarah dan asal-usul kota batang..
Sejarah singkatnya kota batang,
Kabupaten Batang dapat dibagi dalam
3
periodisasi sejarah. Berdiri sebagai
Kabupaten sejak awal abad 17 dan bertahan sampai dengan 31 Desember 1935. Per 1
Januari 1936, Batang secara resmi digabungkan kedalam Pemerintahan Kabupaten
Pekalongan.
Tahun 1946, mulai ada gagasan untuk
menuntut kembalinya status Kabupaten Batang.
Tahun 1952, terbentuk sebuah Panitia
yang menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Batang. Panitia ini
dinamakan Panitia Pengembalian Kabupaten Batang, yang bertugas menjalankan
amanat masyarakat Batang.
Tahun 1953, Panitia menyampaikan
Surat Permohonan terbentuknya kembali status Kabupaten Batang lengkap satu
berkas, yang langsung diterima oleh Presiden Soekarno pada saat mengadakan
peninjauan daerah dan menuju ke Semarang dengan jawaban akan diperhatikan.
Tahun 1955, Panitia mengutus
delegasi ke pemerintah pusat, yang terdiri atas RM Mandojo Dewono, R.Abutalkah,
dan Sutarto (dari DPRDS).
Tahun 1957, dikirim dua delegasi
lagi.
Delegasi I tapi gagal
Tahun 1962, tapi gagal juga untuk
pembtukan kabupten batang
Tahun 1964, dikirim empat delegasi.
Tahun 1965, diutus delegasi terakhir
yaitu 10.
Delegasi terakhir atau kesepuluh
itu, memperoleh kesempatan untuk menyaksikan sidang paripurna DPR GR dalam acara
persetujuan dewan atas Rancangan Undang undang tentang Pembentukan Pemerintah
Kabupaten Batang menjadi Undang-undang. Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II
Batang terbentuk berdasarkan
Undang-undang Nomor 9 Tahun 1965, yang dimuat
dalam Lembaran Negara Nomor 52,
tanggal 14 Juni 1965 dan Instruksi
Menteri Dalam Negeri RI Nomor 20
Tahun 1965, tanggal 14 Juli 1965.
Tanggal 8 April 1966, bertepatan hari Jumat Kliwon, yaitu hari yang dianggap
penuh berkah bagi masyarakat tradisional Batang dan biasa tindai acara kliwonan
setiap malam jum'atnya. Di alun-alun batang, dengan mengambil tempat di bekas
Kanjengan Batang lama (rumah dinas yang sekaligus kantor para Bupati Batang
lama) dilaksanakan peresmian pembentukan Daerah Tingkat II Batang.
Upacara yang berlangsung khidmat
dari jam 08.00 s/d 11.00 itu, ditandai antara lain dengan Pernyataan
Pembentukan Kabupaten Batang oleh Gubernur Kepala Daerah Propinsi Jawa Tengah
Brigjend (Tit) KKO-AL Mochtar, pelantikan R. Sadi Poerwopranoto sebagai Pejabat
Bupati Kepala Daerah Batang, serah terima wewenang wilayah dari Bupati KDH
Pekalongan kepada Pejabat Bupati KDH Batang, serta sambutan dari Gubernur
Kepala Daerah Jawa Tengah.
Sumber : wikimedia
Asal Usulnya Kota batang
Menurut Legenda dan dari cerita
nenek moyang, batang berasal dari kata Ngembat dan Watang yang artinya
mengangkat Batang kayu.
Dulu pada waktu jaman kerajaan
Mataram , kerajaan ini. mempersiapkan daerah-daerah pertanian untuk mencukupi
persediaan beras dan pangan untuk prajurit Mataram yang akan mengadakan
penyerangan ke Batavia ( jakarta ), Tumenggung Bahurekso mendapat
tugas untuk membuka alas roban yang
angker. untuk dijadikan daerah persawahan, alas roban yang merupakan hutan yang
masih perawan, lebat dan menyeramkan di huni oleh Jin dan Siluman- siluman.
Dan Tumenggung Bahurekso sempat
mendapat gangguan oleh para penghuni alas roban tersebut, Para pekerja yang
menebang hutan alas Roban banyak yang sakit dan meninggal karena gangguan jin
dan setan penunggu alas roban. namun dengan kesaktiannya gangguan itu dapat
teratasi.
Setelah Alas Roban di buka tugas
selanjutnya dari Bahurekso adalah mengusahakan pengairan atas lahan yang telah
dibuka itu, kemudian beliau membuat bendungan yang sekarang dinamakan bendungan
kedongdowo kramat, ketika bendungan itu telah selesai dibuat, bendungan selalu
jebol dan dirusak oleh anak buah siluman Uling, hal ini memaksa Tumenggung
Bahurekso untuk menyerang para Siluman Uling yang bermarkas di sebuah Kedung
sungai, dan dengan kesaktiannya para siluman ini dapat dikalahkan secara mudah.
Tetapi walopun para siluman uling
ini telah dikalahkan air yang keluar dari bendungan tidak selalu lancar, kadang
besar dan kadang- kadang kecil bahkan tidak mengalir sama sekali. Setelah di
teliti ternyata ada Batang Kayu (Watang) besar yang melintang dan menghalangi
aliran air. Berpuluh orang disuruh mengangkat dan memindahkan Watang (Batang
Kayu) tersebut namun tidak berhasil.
Akhirnya tumenggung Bahurekso
sendiri yang turun tangan, dan dengan sekali embat patahlah Watang (batang
kayu) tersebut. Dan dari peristiwa ngembat watang itulah kemudian terukir nama
Batang, yang berasal dari kata ngembat watang, orang Batang sendiri sesuai dengan
dialeknya menyebutnya Mbatang. Begitulah ceritanya teman-teman..
Sumber : blog lain, cerita dan buku
Komentar
Posting Komentar